Kuperhatikan semakin
jauh, pantaskahku. Kekasih apa bila kau ampuni maka hanya engkaulah yang pengampun.
Siang ini ditemani
segelas es susu cokelat yang menyegarkan dahaga, perih, juga hati. Lebih
manis dari biasanya, dengan khidmat kuseruput penuh harap. Kudoakan, semoga
kuhapus dirimu dari hadapku, kau tidak di hadapku, tapi bayangmu terus menggoda
pikiranku.
Alunan melodi ini
sangat syahdu, tak bisa kuutarakan padamu. Aku? Aku hanya menunggu apa yang
harusnya kau ucapkan. Karena, aku perempuan yang sama seperti perempuan lain.
Menunggu. Cinta bersabarlah. Letto.
Banyak puisi yang kau
sembunyikan, tak kutemukan di mata yang lain. Hanya dirimu yang menggetar
naluri untuk yang kedua kali. Kita memang tidak saling akrab, tidak dekat, juga
tidak berani akan rasa masingmasing. Kita hanya membuka obrolan penuh tekateki, jika diartikan aku tidak ingin ke-ge-er-an. Tugasku hanya meladeni
chat itu. Ah wedeeehaha.
Katanya mencari jodoh
itu ada di empat tempat, dan salah satunya di pemakaman. Kutemui dirimu di
pemakaman. Apakah kita? Eciee nyesss wkwkw. Semoga doadoa itu terijabah. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar