Desember oh Desember, sudah dipenghujung tahun. Mau ke
mana liburan tahun ini? semoga selalu dalam lindungan Alloh, sehat terus, dan
yang pasti jangan lupa dompet isiin yang banyak ya (baca: boleh isi uang atau
tahu yang diisi)
Malam kemarin aku dan ibuku mampir ke salah satu klinik
dekat rumah, ibuku khawatir karena yang aku rasakan. Dua hari rasanya tidak
enak dan akhirnya malamnya kami berangkat, usai sholat magrib kami bergegas dan
pulang sekitar jam delapan lewat.
Awalnya khawatir karena mata sebelah kiri rada sakit dan paginya
bengkak, dipegang juga rasanya ngilu sampai ke pipi, tapi ini bukan sakit gigi
ya haha. Ibuku khawatir takutnya karena mata minus jadi efeknya gitu (lagian
engga mau pake kacamata sih).
Baiklah aku kalah, kalau pakai kacamata keliatannya malu
sendiri mungkin karena engga biasa. Minusku kalau dirasa dari tingkat lima sebab
terlalu aktif di depan komputer, maklum kerjanya mantengin komputer jadi
begitulah efeknya. Innalillahi...
Masuk dari pintu utama klinik, banyak yang sedang duduk
menunggu antrean. Kebetulan dokter kandungan dan dokter umumnya hanya satu yang
jaga, jadi nunggunya rada lama.
Terdengar jeritan dari ruang periksa dokter umum,
histeris banget hahaha, kalau kata ibuku apa iya digunaguna makanya dia kejeritan,
ettttt hahaha. Aku bilang, mungkin dia lagi merasakan sakit, apa itu badannya
atau ntahlah, masa iya di rumah sakit penyakitnya rada horor. Tapi yang jelas jeritannya
histeris banget sampai luar, sampai banyak keluarganya yang datang. Dan akhirnya
pas keluar ternyata yang tadi kejeritan itu usai kecelakaan motor, luka di
dengkul kiri dan kanan yang bikin ngilu. Semoga lekas sehat kak~
Akhirnya aku masuk ruangku, dag dig dug banget, eh sebenarnya
sih biasa saja deeeeeng. Soalnya udah sering juga. Dokternya menyapa dengan
menanyakan kabar, kusambut hangat sembari memberinya senyuman terbaik (baca:
senyum orang nunggu kelamaan) hahaha.
Sang dokter memulai dengan menanyakan apa yang kurasa
(baca: mau curhat tapi takut dibilang baper) -__- baiklah aku jawab pertanyaan
yang sesuai saja ya wkwkkw.
Dokter menyiapkan lampu dengan penyaggahnya yang membuat
mataku silau, diperiksanya dengan teliti.
Ahhhhhhh tidak ini pasti menakutkan, dokternya mulai
tajam penglihatannya ke arahku, rada sedikit sinis dengan tatapannya, seketika
dokternya berubah jadi monster paling menakutkan, matanya merah rambutnya
pirang dan giginya gingsulnya sampe menghujam dagu, ahhh tidaaaaak (firasat
dalam hati). Plis dok aku gak mau dicongkel matanya. Laaah ini apa dah -__- hahaha
Setelah diperiksa beberapa menit dokterpun mendiagnosaku
“Ah ini mah cuma mau bintit aja” katanya.
Seketika langsung nyengir, tersipu malu. “Dok, jadi cuma
mau bintit? Kok sakit ya?” ketusku.
Sang dokterpun menjawab, “Iya, soalnya baru kecil jadi dia
lagi sakitsakitnya, nanti saya kasih obat ya, tapi harus berani dioles ke dalam
mata ya, tenang ini aman kok”.
Baiklah, setelah pikir panjang dan merenung ternyata ini
berobat paling kocak sepanjang sejarah, sebab karena bintit aja sampe heboh di rumah,
sampaisampai pas bayar ke kasir hmmm harganya lumayanlah yaaa. Duuuh bintit,
kenapa aku dikasih obat banyak banget dah, padahal kalau kata ibuku bintit
cukup pakai upil diolesin juga nanti bakalan sembuh kok wkwkkwkw.
Sekian dan terima kasih.
Desember awal.