Rabu, 23 Oktober 2019
Sabtu, 16 Februari 2019
Segelas Wedang Jeruk
Enam belas Februari dua ribu tujuh belas, lalu.
Kita pernah berhadapan dengan segelas Wedang Jahe
dan Jeruk hangat, tersipu dengan obrolan dan canda tawa. Kini ditanggal dan
bulan yang sama, tetapi dengan suasana yang berbeda. Dingin. Tidak sehangat
Wedang Jahe yang kupesan dulu.
Apa kabar dirimu dengan hobi lamamu itu? Kulihat bertambah
pengalaman dan melanglang buana jasad dan ruhmu, juga bertambah teman, mungkin.
Beberapa kali kulihat akunmu hanya untuk memastikan bahwa kamu sehat dan
baikbaik saja.
Masih ingat dengan janji itu?
Dulu kita pernah berjanji untuk sebuah pertemuan. Hari
berganti, usia menua, dan keadaan yang tak lagi sehangat dulu. Perlahan janji
itu hilang, hingga kini dua ribu sembilan belas, belum ada petemuan. Rupanya sibuk
sekali dirimu, emmm atau aku yang terlalu sibuk dengan dunia kerjaku?
Nyatanya kita tak bisa menyingkirkan ego untuk
sebuah sapaan kecil. Bertanya kabar saja tidak!
Mungkin benar jika manusia akan datang dan pergi
silih berganti, hanya yang menetaplah yang akan bersama. Bukankah kamu ingin berkhayal
denganku? berada di sebelahku dalam sebuah bingkai foto? Itu kan yang namanya
bersama? Ohiya aku lupa, itu dulu ketika
aku terbawa perasaan. Kini?
Baiklah, baiklah, baiklah, kita perbaiki diri dan
jaga semua yang pernah ada.
Apapun yang terjadi, insyaAlloh rencana
terbaikNya.
Alloh mboten sare, mas.
Jumat, 15 Februari 2019
Februari
Februari semeringah,
Juga ada haru yang tak putus disemayamkan
dalam diri. Sepekan sudah perempuanku terbaring dalam rumah yang katanya
"berisi beribu bahkan jutaan penyakit", mengeluhkan tak terkira.
Kupikir hanya sakit biasa, nyatanya lebih dari itu. Aku, adik, dan bapak tak
bisa mengurus diri kami.
Perempuan itu teramat mengagumkan, sayang
kami tak bisa menjaga dengan sebaikbaiknya. Menangis sedusedan itu yang biasa
kami dilakukan.
Kini pulih
Lebih sehat
Lebih baik
Dan, semoga sampai hayat. Walafiat
Minggu, 20 Januari 2019
Januari
Sudah awal bulan di tahun yang berbeda, hei kamu selamat tahun baru. Selamat
bertambah usia, selamat menjadi calon imamku, eh eh wkwk
Aku tidak pernah habis syukur, sebab selalu dilimpahkan kebaikan bersama mahluk
ciptaan gusti Alloh yang luar biasa. Alhamdulillah. Berkawan dengan manusia
yang selalu menggenggam erat persaudaraan dan komunikasi. Sebab harta yang
paling berharga adalah keluargaaaaa (baca: nada lagu Keluarga Cemara) laaaaaah
-___-
Menuju usia duaempat, bertambah tua dan semoga bertambah juga amalan
kebaikan untuk bekal akhirat. Rugi kalau berganti hari maksiat selalu
diutamakan, hmmm. Sebab dunia ini fana.
Ehiya kamu yang singgah tapi tak tinggal, apa kabar? Nyatanya kamu bukan
rumah.
Lama tidak bertegur sapa secara langsung denganmu, bercanda lewat
percakapan singkat yang ujungujungnya selalu aku menunggu balasan, hingga
akhirnya ternyata pesanku tidak dibalas wkwkw. Kasihan. Ah sudah biasa hahaha. Eh
ini just joke ya :D
Sudah lama tidak guyon.
Hmm, dua ribu sembilan belas. Coming soon untuk seluruh ceritaku (:
Langganan:
Postingan (Atom)