Aku merasa sedih untuk apa yang hilang,
tapi kupikir mungkin ada pelajaran yang bisa kudapati dari hal itu.
Masa lalu bukan untuk diperdebatkan. Itu sudah bagus. Biarkan.
Fakhri,
Kalau dulu aku berkata bahwa aku mencintai dirimu, maka kukira itu adalah sebuah pernyataan yang sudah amat lengkap dan berlaku tidak hanya sampai di hari itu,
melainkan juga di hari kita sudah tak bersama, dan untuk selama-lamanya.
Karena, sekarang aku mungkin bukan aku yang dulu, waktu membawa aku pergi, tetapi perasaan tetap sama, bersifat menjalar, hingga ke depan!
Aku mencintaimu, biarlah, ini urusanku.
Bagaimana engkau kepadaku, terserah, itu urusanmu!
Bagaimana engkau kepadaku, terserah, itu urusanmu!
Fakhri,
Terima kasih, kau pernah mau kepadaku.
Dan kini, biarkan aku, kalau selalu ingin tahu kabarmu!
Kupejamkan mataku untuk bisa seolah-olah kau sedang bersamaku.
Angin Desember berhembus menerpa kenanganku.
Sepi sekali rasanya dan kemudian hanya itu.
Secepat itukah? Hah?! Aku rindu!
Kau harus tahu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar