Rabu, 07 Oktober 2015

Ini Sudah Benar


Hallo manusia, masih semangat membaca ketikan ini? Terima kasih.

*hening* Ingin kudekap dan menagis di pangkuanmu sampai aku tertidur bagai masa kecilku dulu. Yaa itu adalah salah satu lirik yang baru saja berputar memenuhi daftar laguku. Ibuku sayang masih terus berjalan walau tapak kaki penuh darah penuh nanah. Tak mampu kumembalas Ibu. Ibu

Rasanya klasik jika harus membahas tentang Ibu, mulai dari sekolah dasar hingka bangku yang didewakan pemerintah pasti sering kali berputar dengan kata –Ibu. Aku tidak pernah bosan untuk mengucap kata Ibu. Ibu. Ibu. Dan Ibu.

Entah bagaimana caranya kusisipkan doa teragung pada Sang Mahacinta untuk memuliakanmu, aku sisipkan semoga hidup di dunia dan akhiratmu dimuliakan. Bagaimanapun caranya! Tiap kuingat sosokmu ada saja alasan untuk terus memohon atas namamu. Aku kacau tanpamu. Ntah bagaimana nanti!


Indah parasmu membuatku semakin mengagung-agungkan namamu, aku bertekuk lutut pada sosokmu. Semua yang ada di dalam dirimu. Itu sudah mulia. Bagiku. Semua sudah benar. Ibu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar