Marhaban yaa ramadhan marhaban ya syarusiam, tiga kali
Selamat datang ramadhan bulan penuh ampunan, tiga kali *juga*
Kata pak ustad diceramhanya, “Barang siapa yang berbahagia ketika ramadhan datang, maka haram baginya api neraka” Allohuakbar, itu firman Alloh dalam Qur’an. Berbahagia bagaimana ya maksudnya? Hmmm, coba tanya pak ustad di sekitar rumahmu ya hehe.
Ok, malam ini aku akan memulai cerita pertama ditanggal duapuluhenam Mei
duaributujuhbelas. Singkat cerita malam ini adalah malam pertama tarawih di
masjid lingkunganku, masjidnya masih dalam proses pembangunan dua lantai,
masjid sebelum direnovasi bagus, rapih, dan bersih banget, gak kayak masjid
lain. Kenapa? Soalnya di masjid lingkunganku adem, warnanya hijau soalnya dan
bawaannya pengen tidur aja di masjid hahaha~
Di malam pertama banyak jamaah yang datang sampai turun di onblok, maklumlah ya
malam pertama pasti rame, coba kalau seminggu sebelum lebaran, beeeh makin maju
dah barisan, itu hal yang lumrah. Di malam pertama ini sholatnya gak terlalu lama meskipun duapuluhtiga rokaat. Mungkin lagi semangatnya kali ya jadi bawaannya sebentar.
Suasana rada gerah, sedikit panas, tapi gak bikin haus soalnya anginnya berhembus
tipis. Rame sama suara anakanak, rame banget. Banyak buibu yang bawa anaknya ke masjid untuk sholat tarawih, mungkin sekaligus memperkenalkan ke anaknya bahwa kita
memasuki bulan ramadhan, bulan yang di dalamnya ada sholat tambahan yang
berlipatlipat pahala jika mengerjakannya. Kelak kan kuperkenalkan juga.
Anakanak berlarian ke sana ke mari, sampai sebelum sholat isya jamaah ada
yang jengker duluan, alhasil ibu dan anak itu pulang. Daaadaah ibu dan adek manis.
Berkuranglah jamaah. Jalan beberapa rokaat ada lebih banyak anak yang nangis,
mungkin kelamaan karena nunggu ibunya. Naak, menunggumu gak lama kok, itu masih
sebentar, aku aja sampai sekarang lagi menunggu jodohku loh, jadi tolong ya
naak gak usah nangis. Apa sih Pol -___-
Di pertengahan istirahat, ntah rokaat ke berapa di belakang barisan ada yang
bercakapcakap
Ibu Haji: “Nanti mudik bu?”
Ibu calon haji: “Iya bu haji, seminggu sebelum lebaran”
Ibu Haji: “Pulang ke mana bu?” (tanya bu haji penasaran)
Ibu calon haji: “Ke Solo sama ke Purwokerto, ada dua tempat selagi orang
tua masih ada”
Ibu Haji: “Jauh juga ya. Enakan pakai bus umum, hemat biaya”
Ibu calon haji: “Iya bu haji, tapi saya punya anak kecil takut rewel, jadi
pakai mobil pribadi biasanya”
Setelah percakapan itu aku mikir sambil senyamsenyum sendiri. Enak ya kalau
punya kampung halaman bisa mudik kayak orangorang. Naik angkutan umum ataupun
pribadi gak jadi masalah selama uang di dompet banyak dan cukup buat leholeh di
kampung halaman. Oke, dalam hati mengikrarkan, diriku harus nyari calon orang
jauh biar bisa diajak mudik, naaahloh apa lagi ini Pol wa ka wa ka wa ka banget
hahahaha. Abaikan plis.
Sampai pada akhirnya rokaat ke duapuluh pun usai, waktunya imam tarawih
memberikan ceramahnya. Isi ceramahnya kalau aku simpulkan ada di paragraf
pertama dalam postinganku kali ini. Sila scroll.
Selamat menjalankan ibadah puasa esok hari para blogger J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar