Selasa, 24 Oktober 2017

Rumit

Janjiku terpenuhi, kami bertemu untuk saling berkeluh kesah, mengadu, juga inginkan ketenangan. Banyak perempuan yang di dekatku, tapi yang menengahkan dan bisa mengerti juga memberi saran dewasamu hanya dirimu, kak El. Terima kasih sudah mendengarkan cerita malam tadi.

Ceritaku usai, berganti dirimu yang menjabarkan betapa rumitnya yang kau hadapi. Menangis bersama, ketawa juga, ah perempuan selalu saja begitu.

Banyak yang kami usaikan, mulai cinta, beban pekerjaan, hidup di masa depan, juga tentang paksaan yang membuat hati meleleh tertuangkan dalam tangis.

Mulanya kami akan pulang pukul sepuluh tapi karena asyik jadi bablas hahaha.

Malam itu amat dingin sebab hujan baru saja menyemarakan basahnya jalan. Usai kami menceritakan kisah di dalam ruang yang dingin bergegaslah kami ke parkiran, lantas saja bercerita lagi hingga air mata berjatuhan satupersatu. Ada sesak yang kami rasakan, ada paksaan yang tidak kau inginkan, juga ada harap di mata orang tuamu tentang paksaan itu. Kak El, kamu kuat kamu hebat!

Pengorbananmu biar Alloh yang balas, semoga awal tahun nanti bukan akhir dari segalanya. Pola masih mau bercerita lagi ke kak El, Pola mau disemangatin, ditunjukin, Pola gak mau ditinggal. Sekalipun Pola juga sudah tertinggal dengan rasa yang Pola punya untuk orang lain.

Semoga apa yang kita semogakan terwujud, sekalipun menyesakan. Haqqul yakin, kita pasti dapat apa yang dimau.

Duapuluhtiga sepuluh tujuhbelas, untuk malam yang (tak) sedingin kamu mas.

Kamis, 19 Oktober 2017

(butuh) Tidur

Untuk mengistirahatkan pikiran sejenak, melepas penat, dan untuk mengadu rasa kuikuti perjalanan malam itu. Tidak berniat, hanya ingin mengabadikan segarnya pegunungan sebelum sidang dimulai.

Perjalanan teramat singkat ketika gelap. Malam tambah larut, banyak bisikan yang mulai terdengar. Jangkir, kodok, lalulalang kendaraan, juga perbincangan tiap manusia.

Bertambah dingin ketika ada di ketinggian, berharap mata terpejam usai sampai ke tujuan. Ah apalah daya, tak kesampaian mata terpejam sudah harus terjaga dalam pospos yang ditentukan. Nikmat tak tertahankan. Yaa mengantuk.

Pos empat menjadi rumah jagaku, kau sampingkan badanmu di dekatku seraya berbisik "tidur Pol" dan ternyata kami butuh tidur. Masih harus terjaga bersama adek kelas berbagi kisah dan pengalaman sembari mengkarantinakan peserta yang berdatangan tiap regunya.

Dingin tambah menjadi, tapi ada hal yang paling indah malam itu. Kau tahu apa? Yaaa, bintang bertaburan begitu banyak, tidak seperti biasanya. Langit tambah pekat. Adzan pun berkumandang.

Usailah kami di pos empat. Terima kasih sudah terjaga bersamaku.

Cahaya pagi mulai menyinari, berjatuhan ranting pinus di sekitar. Mengabadikan tiap hal yang berguguran. Tertidur walau sebentar dengan hangat yang kau hantarkan, cahayaMu.

Ada perjalanan yang paling berkesan yaitu perjalanan milik kami. Selamat limabelas Oktober. Sudah kuliburkan semuanya, termasuk hati yang terjaga.

Terima kasih untuk berangkat dan pulang yang hangat. Lantas sesampainya di rumah kurebahkan diri dan tersadar sebelum magrib

Minggu, 15 Oktober 2017

Menetap

Jika kamu memperbaiki diri, aku juga seperti itu, tapi jika kamu menemukan aku tidak lebih baik maka tinggalkanlah aku. Terus berjalan, kelak akan ada yang sama sepertimu. Tapi, jika kamu ingin kita saling memperbaiki bersama, maka kuterima.

Aku tak dapat meredam rasa. Wallohualam bishowab

Kamis, 05 Oktober 2017

Retorika Hati esde


Terima kasih untuk tiga tahun yang berkesan, mulai dari tidak tahu apa-apa sampai tahu bagaimana dalamnya lingkup esde, mulai dari penyapaan menggunakan kata yang halus, tersenyum manis pada perempuan yang singgah di hadapanku menyodorkan secarik kertas dan sejumlah uang, teriakan ketidaksukaan maupun kesukaan akan suatu hal, dan banyak ilmu serta pengalaman yang kalian gores dalam diri. Banyak khilaf yang kuperbuat, itulah aku (baca: tidak sempurna)

Untuk perempuan yang banyak mengajariku kata manis, baik, dan halus. Terima kasih untuk tulusmu telah mau mendampingiku di tiap sulit senangku. Maaf kadang aku juga khilaf akan mulut ini. Kau perempuan kuat yang pantas untuk ditempatkan tertinggi. Jangan gentar akan bisikan manusia yang tak mengindahkanmu, bahwa sesungguhnya kau hebat membantu mereka yang padahal tak mengindahkanmu (baca: dasar manusia) bisanya ngerumpi tak terima kasih.

Ummi yang baik, menyejukkan, dan cenderung cerewet kalau bicara tiada henti, terima kasih sudah percaya ke Pola selama ini. Maaf kalau Pola sering lupa untuk banyak hal. Makasih untuk endomih pake irisan cabai yang mengenyangkan nikmat dikala lapar. Terima kasih sudah membantu perbulannya dipotong tiap tanggal sepuluh. Ummi istri surga, insyaAlloh.

Untuk pagar yang selalu didorong majumundur, untuk lantai yang dipel hingga wangi, terima kasih kalian orang baik yang Pola kenal. Semoga Alloh mengindahkan kalian dengan tulusmu yang bercucuran. 


Hah Pola cengeng

Senin, 02 Oktober 2017

Oktober Satu


Ada yang tak biasa pada malam ini. Sebab malam ini ibuku menyampaikan sesuatu, awalnya ibuku memanggil adikku yang berada di kamar, sebab aku sudah ada di sampingnya. Kemudian ibuku menyampaikan kepada kami "kelak ketika kalian punya anak, tolong ajarkan anak kalian tentang agama, jangan seperti ibu bapak kalian saat ini"

Seketika langsung sedih soalnya di saat itu lagi muter mutotal surat Ar Rahman. Nangis? Nahan, tapi air mata ngembeng. 

Sambut bapakku "tuh dengerin, sampein ke cucu ibu bapak nanti bahwa neneknya dulu pernah berpesan kalau cucunya disuruh belajar agama" kan nanti nenek engkongnya bakalan meninggal. Huhuhuhu Pola gak bisa nahan tangisan di situ -___-

Ibuku tertawa geli mendengar perkataan bapakku, kutimpali juga dengan tawa (baca: pengalihan). 

Lantas ibuku bilang, "pokoknya udah diingetin dari sekarang"

Langsung aku membelakangi mereka dan menyeka air mata dengan lengan baju.

Adikku hanya menjawab "iya iya iya, emang begitu"

Begitulah percakapan kami malam ini, siapapun nanti yang akan mendampingi aku dan adikku, semoga kami belajar lebih baik dan mampu menjalankan apa yang sudah mereka (ibu bapakku) sampaikan. Aamiin

Mas, aku nunggu kamu loooh. Eaaah hahaha