Untuk mengistirahatkan pikiran sejenak, melepas penat, dan untuk mengadu rasa kuikuti perjalanan malam itu. Tidak berniat, hanya ingin mengabadikan segarnya pegunungan sebelum sidang dimulai.
Perjalanan teramat singkat ketika gelap. Malam tambah larut, banyak bisikan yang mulai terdengar. Jangkir, kodok, lalulalang kendaraan, juga perbincangan tiap manusia.
Bertambah dingin ketika ada di ketinggian, berharap mata terpejam usai sampai ke tujuan. Ah apalah daya, tak kesampaian mata terpejam sudah harus terjaga dalam pospos yang ditentukan. Nikmat tak tertahankan. Yaa mengantuk.
Pos empat menjadi rumah jagaku, kau sampingkan badanmu di dekatku seraya berbisik "tidur Pol" dan ternyata kami butuh tidur. Masih harus terjaga bersama adek kelas berbagi kisah dan pengalaman sembari mengkarantinakan peserta yang berdatangan tiap regunya.
Dingin tambah menjadi, tapi ada hal yang paling indah malam itu. Kau tahu apa? Yaaa, bintang bertaburan begitu banyak, tidak seperti biasanya. Langit tambah pekat. Adzan pun berkumandang.
Usailah kami di pos empat. Terima kasih sudah terjaga bersamaku.
Cahaya pagi mulai menyinari, berjatuhan ranting pinus di sekitar. Mengabadikan tiap hal yang berguguran. Tertidur walau sebentar dengan hangat yang kau hantarkan, cahayaMu.
Ada perjalanan yang paling berkesan yaitu perjalanan milik kami. Selamat limabelas Oktober. Sudah kuliburkan semuanya, termasuk hati yang terjaga.
Terima kasih untuk berangkat dan pulang yang hangat. Lantas sesampainya di rumah kurebahkan diri dan tersadar sebelum magrib
Terima kasih untuk berangkat dan pulang yang hangat. Lantas sesampainya di rumah kurebahkan diri dan tersadar sebelum magrib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar