Minggu, 01 Juli 2018

Awalan Juli


Juni bertabur kisah. Kini Juli satu. Penuh doa dan harap yang selalu mengepul di udara. MasyaAlloh, indah sekali berpengharapan denganmu gusti. Aku  hampir lupa diri bahwa hari terus beranjak dan mengulang nama yang sama, namun tidak dengan kejadian yang serupa. Tetap saja dengan doa yang sama, bersamaMu.

Ramadan usai, setulustulusnya maaf kuutarakan pada manusia yang pernah kujumpai. Terlalu banyak kemunafikan, pencitraan, juga kamuflase yang kulakukan agar buruk diriku tidak tampak, duuuh gusti terima kasih kau telah menutup aibku. Mungkin sebagian besar manusia sudah tahu bagaimana dan seperti apa diriku, itu hanya bagian kecil.

Kini terasa mendayu apapa yang kurasa, tidak pernah yakin akan apa yang diharap, selalu berhenti sebelum waktunya, hingga penyesalan berujung. Aku rindu denganMu, ramadanMu, mengajiMu, sahurMu, berbukaMu, tarawihMu, witirMu,  juga doadoa yang kuutarakankan di sepertiga malamMu.

Duuuh gusti, aku rindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar