Hallo apa kabar kalian semua ukhti? Semoga dalam lindungan Allah
dan dalam keadaan sehat wal’afiat. Aamiin Allahumma Aamiin.
Pada kesempatan kali ini aku akan berbagi sedikit ceritaku pada
kalian semua. Kalian pasti pernah kan menunda-nunda pekerjaan ataupun hal lain?
Yaa pasti kalian pernah, akui sajalah!
Kita pasti pernah menunda yang bersifat keagamaan karena hal
keduaniaan? Hmm, misalnya sholat deh, kalian pasti pernah ketika dusuruh sholat
pasti bilangnya “iya nanti dulu lagi sibuk ngerjain tugas nih, tugasnya numpuk,
kalo udah selesai nanti baru sholat” naah itu yang sering kali membuat kita
begitu jauh dengan Sang Maha Pencipta. Padahal tanpa berkahnya kita gak mungkin
bisa ngerjain tugas itu, padahal Cuma lima menit aja buat sholat gak lama kan,
tapi tetap saja kita kebiasaan ngucap seperti halnya yang kalimat tadi.
Maaf, Tuhan aku sedang
sibuk!!!
Yaa, begitulah kalimat yang mungkin bisa menggambarkan sebagian
diriku -_- astagfirullah jangan
dicontoh yaak. Aku tahu aku bukanlah manusia sempurna yang bisa untuk melakukan
segala hal dengan baik dan tepat pada waktunya, aku tahu juga bahwasannya isi
blog ini akan membuat kalian berfikir, kalau aku sudah lebih baik dari kalian.
Ternyata kalian salah, aku bahkan jauh dari kata baik, aku masih banyak banyak
dan banyak kekurangannya, apalagi perihal keagamaan.
Berbicara tentang keagamaan, kalian
para ukhti pernah gak terbesit dalam benak kalian untuk benar-benar menjaga
aurat kalian dan memanjangkan jilbab kalian? Hmm, aku pernah terbesit tentang
hal itu, tapi masih belum punya keyakinan diri untuk mencoba hal itu serius.
Karena menurut aku itu adalah hal yang memiliki tanggung jawab sangat besar.
Bukan saja untuk diri sendiri, tapi juga pada lingkungan dan pada Gusti Allah.
Di dalam surat
An-Nuur ayat 31 :
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang
mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.
Begitulah kuranglebihnya bunyi yang ada di dalam ayat Al-Qur’an,
aku sempat terbesit untuk memanjangkannya namun karena sikapku yang masih
tercela jadi aku menggunakan jilbab semestinya dari kebanyakan wanita, meskipun
sesekali aku pernah menggunakan jilbab syar’i.
Allah maaf aku masih belum sempurna. Tak seperti Siti Aisyah yang
cerdas cantik dan mampu menghafal ribuan hadist. Akupun tak setabah Siti
Fatimah binti Muhammad yang sabar menjalani hidup. Aku juga bukan wanita
semulia bunda Khodijah yang banyak berjasa dalam agama Islam.
Tapi aku adalah Pola Malinda, yang akan terus mencari ridho dan
lindunganMu. Baarakallahu.
Desember 2014