Makalah Ini
Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Teori Belajar Bahasa
Mata Kuliah Teori Belajar Bahasa
Dosen Pengampu: Haeruddin, M.Pd
A2 / V
(Lima)
Pola
Malinda - 1388201030
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH TANGERANG
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah melimpahkan karunia terbesar-Nya atas selesainya penyusunan makalah Teori Belajar Bahasa yang membahas
“Pengaruh Teori
Konstruktivistik Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia” sebagai perangkat kelengkapan tugas individu semester 5.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan untuk saya yang membuatnya, serta mampu memberikan banyak manfaat kepada
calon pendidik sebagai acuan pembelajaran sebagai acuan penambahan pengalaman materi Bahasa dan Sastra Indonesia.
Saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yaitu Bapak Haeruddin, M.Pd atas arahan dan bimbingannya
sehingga terselesainya tugas makalah ini. Dalam makalah ini menjabarkan
beberapa pembahasan yang diambil dari referensi buku dan media internet. Penyusunan makalah ini dilandasi
oleh beberapa faktor, salah satu faktor utama adalah untuk memberikan
pengatahuan kepada para pembaca khususnya para mahasiswa/i yang sedang mempelajari teori belajar bahasa.
Apabila
ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini saya ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu besar harapan saya atas pelbagai saran dan kritikan yang menunjang demi makalah ini
agar lebih baik lagi
Tangerang, Desember 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia sudah beberapa kali terjadi, perubahan kurikulum dilakukan untuk arah pendidikan yang lebih baik, sehingga hasil dari pembelajaran mampu mencetak manusia terdidik yang unggul dalam kehidupan masyarakat, begitu juga dengan berbagai macam teori yang dikemukakan oleh para ahli, semakin bertambah dan kompleks. Teori merupakan salah satu penguat untuk suatu pendapat yang dikemukakan oleh seseorang didukung dengan data dan argumentasi setelah melakukan penelitian berdasarkan ilmu pasti, logika, dan metodologi yang digunakan.
Dengan berbagai macam teori yang ada dan
beraneka ragam, banyak juga tanggapan yang diberikan oleh manusia sebagai
pengamat teori tersebut. Dalam teori ada beberapa pemikiran yang harus
diperdalam guna mencapai hasil yang maksimal ketika implementasi diterapkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini di antarannya:
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini di antarannya:
1.
Apa itu
pengertian Implementasi Kurikulum?
2.
Apa itu
pengertian Teori Konstruktivistik?
3.
Aspek-Aspek Pembelajaran
Konstruktivistik?
C.Pemecahan Masalah
Adapun pemesahan masalah yang terdapat dalam makalah ini di antaranya:
Adapun pemesahan masalah yang terdapat dalam makalah ini di antaranya:
1.
Mampu mengetahui pengertian
Implementasi Kurikulum
2.
Mampu mengetahui pengertian
Teori Konstruktivistik
3.
Mampu mengetahui Aspek Pembelajaran
Konstruktivistik
D. Tujuan Penyusunan
Tujuan penyusunan makalah ini dapat membantu pembaca yang akan menjadi seorang pendidik, tentunya dituntut untuk memahami perubahan kurikulum berdasarkan teori yang terjadi di Indonesia. Dengan mempelajari teori belajar mengajar, para pendidik atau calon pendidik dapat meningkatkan cara pembelajaran yang baik sehingga tercipta mutu pendidikian yang lebih baik.
Tujuan penyusunan makalah ini dapat membantu pembaca yang akan menjadi seorang pendidik, tentunya dituntut untuk memahami perubahan kurikulum berdasarkan teori yang terjadi di Indonesia. Dengan mempelajari teori belajar mengajar, para pendidik atau calon pendidik dapat meningkatkan cara pembelajaran yang baik sehingga tercipta mutu pendidikian yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Implementasi Kurikulum
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan
dampak baik berupa perubanhan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap
(Hamalik, 2011:237).
Implementasi kurikulum merupakan suatu
penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum kedalam praktek pembelajaran
atau berbagai aktivitas baru, sehingga terjadi perubahann pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. Aliran
konstruktifistik bersumber dari aliran belajar kognitif, di mana aliran belajar
kognitif pada hakikatnya adalah proses mental dan proses berpikir dengan
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal (Wina,
2006 : 195 dalam Strategi Pembelajaran)
Dengan demikian implementasi kurikulum adalah penerapan atau
pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya,
kemudian diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengolahan, sambil senantiasa
dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta
didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya. Implementasi
ini juga sekaligus merupakan penelitian lapangan untuk keperluan validasi
sistem kurikulum itu sendiri.
B. Implementasi kurikulum 2013
Implementasi kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia
yang produktif, kreatif, inovatif, afektif,
melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi untuk
mewujudkan hal tersebut implementasi kurikulum
guru dituntut secara professional merancang pembelajaran efektif dan
bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajran yang tepat, menentukan
prosedur pembelajraan, dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan
kriteria keberhasilan (Mulyasa, 2015 : 99).
C. Strategi Implementasi Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang lebih
menekankan kompetensi siswa secara menyeluruh dan utuh, tidak diherankan lagi
jika dalam pembelajaran yang dikembangkan oleh kurikulum tersebut lebih
berpusat terhadap keaktifan dan kompetensi dasar yang dimiliki oleh siswa.
Strategi implementasi kurikulum 2013 mencakup pada:
- Pengembangan kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan Pengembangan.
- Manajemen Implementasi.
- Evaluasi Kurikulum.
- Pengembangan kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan Pengembangan.
- Manajemen Implementasi.
- Evaluasi Kurikulum.
D. Strategi Implementasi Materi Pembelajaran Kurikulum 2013
Langkah-langkah penentuan materi pembelajaran:
Langkah-langkah penentuan materi pembelajaran:
1.
Identifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Sebelum
menentukan materi pembelajaran perlu diidntifikasi aspek-aspek kompetensi yang
harus dipelajari peserta didik.
·
Ranah kognitif
kompetensi meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
penilaian.
·
Afektif
meliputi pemberian respon, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
·
Ranah
psikomotor meliputi gerak awal, semirutin, dan rutin.
E. Teori Pembelajaran Konstruktivistik
Merupakan teori pembelajaran yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan susah payah dengan ide-ide (Slavin, 1994).
Merupakan teori pembelajaran yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan itu tidak sesuai lagi. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan susah payah dengan ide-ide (Slavin, 1994).
Prinsip penting dalam psikologi pendidikan
adalah bahawa guru tidak dapat hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus membangun sendiri apa yang sudah disampaikan oleh guru
melalui pemikiran dan telaahnya untuk mengembangkan pengetahuannya. Siswapun
dapat mengemukakan ide-ide mereka dalam pembelajaran.
Esensi dari teori konstruktivistik adalah bahwa
siswa harus menemukan ide sendiri dan mentransformasikannya. Konstruktivistik
adalah suatu pendapat yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan
suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem arti dan pemahaman
terhadap realita melalui pengalaman dan interaksi. Dengan kata lain
konstruktivistik adalah terori perkembangan kognitif yang menekankan peran
aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka tentang realita (Slavin, 1994: 225
dalam Teori Pembelajaran terpadu, 74).
Pendekatan konstruktivistik dalam pengajaran
merupakan pembelajaran kooperatif secara intensif, atas dasar teori bahwa siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit apabila mereka saling
mendiskusikan masalah dengan temannya. (Slavin, 1994).
Belajar menurut pandangan konstruktivistik
merupakan hasil konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Pandangan ini
memberi penekanaan bahwa pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri
(Suparno, 1997: 18 dalam Teori pembelajaran Terpadu, 75).
Para ahli konstruktivis beranggapan bahwa
satu-satunya alat yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah
inderanya. Ia dapat berinteraksi, mendengar, melihat, berbicara, menjamah, dan
merasakannya. Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivistik menurut
Suparno (1997: 73 dalam Teori Pembelajaran terpadu, 75), antara lain:
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif.
2. Teknaan dalam proses belajar terletak pada
siswa.
3. Mengajar adalah membantu siswa belajar.
4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada
proses, bukan pada hasil akhir.
5. Kurikulum menekannkan partisipasi siswa.
6. Guru sebagai fasilitator.
Teori konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan
(konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri.
Glaserfeld, Bettencourt (1989) dan
Matthews (1994), mengemukakan bahwa pengetahuan yang
dimiliki seseorang merupakan hasil konstruksi (bentukan) orang itu sendiri.
Sementara Piaget (1971), mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan ciptaan
manusia yang dikonstruksikan dari pengalamannya, proses pembentukan berjalan
terus menerus dan setiap kali terjadi rekonstruksi karena adanya pemahaman yang
baru. Sedikit berbeda dengan para pendahulunya, Lorsbach dan Tobin (1992),
mengemukakan bahwa pengetahuan ada dalam diri seseorang yang mengetahui,
pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang kepada yang
lain. Siswa sendiri yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan
konstruksi yang telah dibangun sebelumnya.
Untuk memahami lebih dalam tentang
aliran konstruktivistik ini, ada baiknya dikemukakan tentang ciri-ciri belajar
berbasis konstruktivistik. Ciri-ciri tersebut pernah dikemukakan oleh Driver
dan Oldham (1994), ciri-ciri yang dimaksud adalah seperti berikut ini:
a.
Orientasi, yaitu
siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu
topik dengan memberi kesempatan melakukan observasi.
b. Elisitasi, yaitu siswa mengungkapkan idenya dengan jalan berdiskusi menulis, membuat poster dan lain-lain.
c. Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun ide baru, mengevaluasi ide baru.
d. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau pengetahuan yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi.
e. Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan yang ada perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah.
b. Elisitasi, yaitu siswa mengungkapkan idenya dengan jalan berdiskusi menulis, membuat poster dan lain-lain.
c. Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun ide baru, mengevaluasi ide baru.
d. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau pengetahuan yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi.
e. Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan yang ada perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah.
Von Glaserfeld (dalam paul, 1996), mengemukakan bahwa ada beberapa
kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan, yaitu:
kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, kemampuan
membandingkan dan mengambil keputusan mengenai persamaan dan perbedaan tentang
sesuatu hal, dan kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari
pada yang lain.
Peranan guru pada pendekatan konstruktivistik ini lebih sebagai
mediator ada fasilitator bagi siswa, yang meliputi kegiatan berikut ini:
a. Menyediakan
pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab,
mengajar atau berceramah bukanlah tugas utama seorang guru.
b. Menyediakan
atau memberikan kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu
mereka untuk mengekspresikan gagasannya. Guru perlu menyemangati siswa dan
menyediakan pengalaman konflik.
c. Memonitor,
mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran siswa berjalan atau tidaak. Guru
menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa dapat diberlakukan
untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan.
F. Proses Belajar Menurut Teori Konstruktiviistik
Proses belajar konstruktivistik secara
konseptual dipandang dari pendekatan kognitif, kegiatan belajar dipandang dari
segi prosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari fakta. Peranan siswa
merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan yang harus dilakukan oleh siswa.
Siswa harus mampu aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep.
Peranan guru untuk membantu siswa agar proses pengkonstruksian pengetahuan
berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan, melainkan membantu siswa
untuk membentuk pengetahuan sendiri. Sarana menekankan pada kegiatan belajar sebagai
peranan utama dalam pembelajaran. Siswa diberikan kebebasan untuk mengungkapkan
pendapat dan pemikirannya, sehingga siswa akan terbiasa terlatih untuk berpikir
sendiri, memecahkan masalah, mandiri, kreatif, kritis, dan mampu
mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional.
G. Aspek-Aspek Pembelajaran Konstruktivistik
Fornot mengemukakan aspek-aspek
kontruktivistik sebagai adaptasi, konsep pada lingkungan, dan pembentukan
makna. Dari ketiga aspek tersebut oleh J. Piaget bermakna yaitu adaptasi
terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses kognitif dimana
seseorang mengintegrasikan persepsi. Asimilasi
dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan
kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada.
Akomodasi yakni rangsangan atau pengalaman baru seseorang yang
tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan schemata yang telah
dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan
skema yang telah ada.
Tingkatan pengetahuan atau pengetahuan berjenjang ini oleh
Vygotskian disebutnya sebagai scaffolding. Scaffolding berarti memberikan
kepada yaitu:
1. Siswa mencapai keberhasilan dengan baik.
2. Siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan.
3. Siswa gagal meraih keberhasilan.
1. Siswa mencapai keberhasilan dengan baik.
2. Siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan.
3. Siswa gagal meraih keberhasilan.
Kontruktivistik Vygotskian memandang bahwa pengetahuan dikontruksi
secara kolaburatif antar individual dan keadaan tersebut dapat disesuaikan oleh
setiap individu.
H. Pembentukan Pengetahuan Menurut Teori Kontruktivistik
Pembentukan pengetahuan menurut Teori kontruktivistik memandang
subyek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan
lingkungan. Dengan bantuan struktur kognitifnya ini, subyek
menyusun pengertian realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh
realitas tersebut disusun melaui struktur kognitif yang diciptakan oleh subyek
itu sendiri.
Dalam teori kontruktiviktif yakni dalam proses pembelajaran
siswalah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif
mengembangkan pengetahuan mereka bukannya guru atau orang lain. Mereka yang harus
bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara
aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan
siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.
Jadi,
dalam implementasi kurikulum 2013 guru dituntut untuk aktif dan kreatif. Guru
harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena
melibatkan aspek paedagogis, psikologis, karena implementasi kurikulum 2013
adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif;
melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.
Dapat di simpulkan bahwa teori
konstruktivistik sebagai suatu Teori pembelajaran yang terpusat pada siswa
dengan pengembangan pengetahuan berdasarkan pengalaman dan perundingan makna
berbagai informasi dari berbagai pandangan selalui interaksi. Dengan demikian, siswa menjadi lebih
aktif dan guru hanya berusaha membimbing, melatih, dan membiasakan siswa untuk
terampil berfikir (minds-on activities) karena
mereka mengalami keterlibatan secara mental dan terampil secara fisik (hands-on activities) seperti terampil
merangkai alat percobaan dan sebagainya.
Simpulan, hubungannya sangat erat karena teori
konstruktivistik baik untuk kurikulum 2013 sebab K13 mengajarkan siswa lebih
aktif, begitu juga dengan pendekatan konstruktivistik yang mengharuskan siswa
terjun langsung dalam pembelajaran agar lebih aktif.
BAB III
SIMPULAN
A. Simpulan
Implementasi kurikulum merupakan suatu
penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum kedalam praktek
pembelajaran atau berbagai aktivitas baru, sehingga terjadi perubahann pada
sekelompok orang yang diharapkan untuk
berubah.
Teori konstruktivistik adalah bahwa siswa
harus menemukan ide sendiri dan mentransformasikannya. Konstruktivistik adalah
suatu pendapat yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu
proses dimana anak secara aktif membangun sistem arti dan pemahaman terhadap
realita melalui pengalaman dan interaksi.
Fornot mengemukakan aspek-aspek
kontruktivistik sebagai adaptasi, konsep pada lingkungan, dan pembentukan
makna. Dari ketiga aspek tersebut oleh J. Piaget bermakna yaitu adaptasi
terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses kognitif dimana
seseorang mengintegrasikan persepsi. Asimilasi
dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan
kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada.
B. Saran
Para pembaca disarankan untuk lebih banyak
membaca buku yang berkaitan dengan teori belajar dan hungannya dengan kurikulum
2013, agar bertambahnya ilmu pengetahuan guna memperkaya khasanah materi
pembelajaran di bidang pendidikan, khususnya pelajaran bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2011. Dasasr-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2015. Pengembangan
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdikarya
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Siregar, Evelin. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
PT Ghalia Indonesia.
Ikhsanudin,
Eka. 2014. Strategi Implementasi Kurikulum 2013
www.Ekaikhsanudin.net.kurikulum2013pendidikan.html
diunduh
01 Oktober 2015 Pukul 20.00 WIB