Jumat, 04 Desember 2015

Dirimu di Desember, Tuan

Duh, November akan berganti dalam hitungan jam. Hallo Desember, hallo efek rumah kaca, hallo cokelat yang baru saja kugigit, hallo mantan *awas kau bisa juga kugigit, eeeeeeh.

Hanya ada angka tigapuluh di bulan November, biasa saja seperti bulan yang lain. Kau pun tahu. Yang terbaik itu Desember. Kau tahu? Yaa, tigapuluhsatu.

Semangat menuju tigapuluhsatu untuk lakilaki pemaluku. Bertambah tua berkuranglah sisa hidupmu. Kuharap bertambah tuamu juga tambah bermakna sisa hidupmu. Yaa, tigapuluhsatu. Doaku sedikit bersama kenangan itu.

Kau yang sedang bertambah usia, apa kabar kini? Semoga kau sudah melupakanku. Bukan. Bukan melupakanku, tapi melupakan kenangan kita. Kukira sudah. Semangat! Aku belum bisa melupakan *itu* karena dirimu masih melekat dalam dindingku. Aku masih bertahan dengan yakinku; Bahwa kau bisa melupakan, lalu aku masih di tempat yang sama. Jika kelak aku pergi bukan berarti aku tidak denganmu, aku pergi hanya ingin merasakan apakah dengan yang berbeda sama rasanya sepertimu juga.

Kulepaskan namun belum seutuhnya. Kurelakan namun belum seikhlasnya. Kuikhlaskan namun belum juga usai serpihan itu. Kutersenyum lantas semuanya terobati, sampai nanti kita kan bertemu. Aku yakin dirimu takkan kembali, itu sudah benar Tuan. Aku pun tidak akan kembali jatuh cinta untuk yang kedua kalinya dengan manusia yang berbeda. Selebihnya itu adalah anugerah.

Desember semangat bermetamorfosis, sampai pada tenggat yang telah ditentukan. Semangat duapuluh di tigapuluhsatu Desember. Kuucapkan. Maaf jika Tuan merasa. Kukira cukup.


Duasembilan penghujung sebelas

Perempuan Obrakabrik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar