Duh, November akan berganti dalam hitungan jam. Hallo Desember, hallo efek
rumah kaca, hallo cokelat yang baru saja kugigit, hallo mantan *awas kau bisa
juga kugigit, eeeeeeh.
Hanya ada angka tigapuluh di bulan November, biasa saja seperti bulan yang
lain. Kau pun tahu. Yang terbaik itu Desember. Kau tahu? Yaa, tigapuluhsatu.
Semangat menuju tigapuluhsatu untuk lakilaki pemaluku. Bertambah tua
berkuranglah sisa hidupmu. Kuharap bertambah tuamu juga tambah bermakna sisa
hidupmu. Yaa, tigapuluhsatu. Doaku sedikit bersama kenangan itu.
Kau yang sedang bertambah usia, apa kabar kini? Semoga kau sudah
melupakanku. Bukan. Bukan melupakanku, tapi melupakan kenangan kita. Kukira
sudah. Semangat! Aku belum bisa melupakan *itu* karena dirimu masih melekat
dalam dindingku. Aku masih bertahan dengan yakinku; Bahwa kau bisa melupakan,
lalu aku masih di tempat yang sama. Jika kelak aku pergi bukan berarti aku
tidak denganmu, aku pergi hanya ingin merasakan apakah dengan yang berbeda sama
rasanya sepertimu juga.
Kulepaskan namun belum seutuhnya. Kurelakan namun belum seikhlasnya.
Kuikhlaskan namun belum juga usai serpihan itu. Kutersenyum lantas semuanya terobati,
sampai nanti kita kan bertemu. Aku yakin dirimu takkan kembali, itu sudah benar
Tuan. Aku pun tidak akan kembali jatuh cinta untuk yang kedua kalinya dengan
manusia yang berbeda. Selebihnya itu adalah anugerah.
Desember semangat bermetamorfosis, sampai pada tenggat yang telah
ditentukan. Semangat duapuluh di tigapuluhsatu Desember. Kuucapkan. Maaf jika Tuan merasa. Kukira cukup.
Duasembilan penghujung sebelas
Perempuan Obrakabrik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar