Jumat, 04 Desember 2015

Duh, Hujan!

Hujan hujan hujan. Hujan di bulan Desember. Aku merindu hujan.

Menyambut duabelas dengan senyuman tipis di bibir, mengeluheluhkan liburan yang sudah dekat. Berterima kasih atas anugerah dipenghujung Desember. Menyambut meriahnya tahun yang akan datang. Entah sampai atau tidak usiaku. Kuharap cukup. Terima kasih sudah mau mengenalku. Meskipun tidak kau rengkuh diriku. Desember merinding rindu.

Kuawali pagi ini dengan balutan kehijauan yang meneduhkan (baca: bagiku) tersenyum palsu sebisaku di hadapan pasang mata. Berkaca pada Desember tahun lalu, hingga kini kumasih berkaca. Koarkoar ini membuatku tidak tenang, tidak berkoma juga tidak bertitik. Kunikmati. Sedikit kutimpali katakatanya dengan senyuman tipis.

Desember, kumenunggumu dari sebelas bulan lalu. Kini sudah kujamah engkau dalam celah kerinduanku. Pembuka Desember yang cerah. Berbisik tajam dalam hati untuk terus mengabadikan diri pada cerita yang kuketik. Meluapkan rasa pada katakata yang apa adanya. Beginilah aku. Apa adanya bersama Desember.


Kilai yang memanjang membuatku risih, kuputus, dan membuangnya. Dentuman ini menandakan awal Desember. Di satu duaribulimabelas duabelas. Terima kasih Sang Maha Cinta kau mencintaiku masih di muka bumi. Bersama miliaran manusia yang kuharap 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar