Rabu, 19 Desember 2018

Desember

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...

Desember banyak waktu untuk berlibur, namun jangan dengan imanmu, biarkan sekolah libur panjang, tapi tidak dengan akhlak dan senyummu. 
Terus tebarkan senyum sekalipun orang lain tidak mengindahkannya, sebab senyum itu ibadah, eh tapi ingat ya jangan senyamsenyum sendiri tidak jelas.

Ntah kenapa Desember berlalu begitu cepat, aku lupa untuk tiap detik yang sudah kulewati, apa terlalu banyak maksiat yang kulakukan? Ah rasanya tak terjabarkan. Separuh bulan menampakkan badannya di penghujung Desember, mungkinkah akan terjadi purnama? Jika iya, beritahu padaku.

Sabtu, 15 Desember 2018

Kamis, 29 November 2018

November Akhir

Sampai 29 hari ini semuanya selalu berlimpah kebaikan, alhamdulillah kini aku berada di dua lingkup yang sudah kupilih, semoga istiqomah dan mampu memberikan yang terbaik.

Selamat Hari Guru, minggu lalu.

Minggu, 28 Oktober 2018

Oktober Sehat

Menjadi cerita hangat di Oktober akhir, begitu menguras energi untuk hal yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, dan akhirnya melemah hingga sakit yang kurasa. Alhamdulillah ibuk menjagaku dengan ikhlas, perhatian dan rewelnya menyehatkanku kembali. Senyum manis yang kini kusunggingkan semua berkah ibuk. Terima kasih tidak terhingga. Alhamdulillah masih dikasih sakit, agar lebih erat dengan ibuk. Matur suwun Gusti Alloh.
Lima hari sudah usai, biar.

Tertanda, anak perempuanmu yang biasa saja.

Kamis, 18 Oktober 2018

Oktober Delapanbelas

Sama seperti tahun lalu, tanggal.
Dengan dua penguji yang luar biasa hebatnya, selamat untuk diri sendiri setahun lalu.
Kini, tepat di tanggal yang sama.

Jangan tunjukkan IPK-mu, tetapi buktikan!

Senin, 08 Oktober 2018

ke Tanah

Jika bertanya tentang asal muasal manusia maka sejarah akan menjabarkan, nenek moyang. Sesungguhnya jika bertanya penciptaan manusia, maka Quran-lah yang mampu menjabarkan dengan begitu  lengkap dan tidak terbantahkan. Iqra'


Omas (baca: Oktober manis)

Jumat, 21 September 2018

Dua Tiga

Kini sudah duapuluhsatu, selamat menuju tanggal duapuluhtiga.

Semoga aku tetap dalam berkahnya Gusti Alloh dan selalu dalam dekap keluarga tersayang. Terima kasih untuk manusia yang mengenalku, hingga kupercaya kalian semua menyayangiku dengan sekujur tubuh yang tidak sempurna, sebab Alloh Maha Sempurna, selamat menuju tua...


Minggu, 15 Juli 2018

Menepi ke Sukabumi



Yeaaah sudah limabelas Juli, besok enambelas saatnya masuk sekolah. Ketemu orang baru, guru baru, kawan baru, dan lingkungan baru. Alhamdulillah berkah betah bersemangat :’)

Sebelum masuk kerja kuusahakan untuk berlibur tenang dan senang, alhamdulillah terwujud. Tujuan utama ke Sukabumi, kota kecil dengan sejuta pegunungan dan wisata alam yang menakjubkan. Baik, aku akan berkisah tentang perjalanan liburan yang menenangkan dan melegakan.

Ehem eheeem, bismillahirrohmanirrohim...

Singkat cerita, aku punya saudara yang sudah menikah dan ia ikut suaminya yang ditugaskan di salah satu perusahaan ternama. Awalnya di Jakarta namun setalah itu ke Sukabumi. Sudah hampir dua tahun ia menggenap di Sukabumi bersama suami terkasih, terkadang main ke Tangerang juga menengok keluarga. Sebab engkongku kakak beradik dengan bapaknya.

Sudah lama sekali ia menawarkan kami saudara sepermainan untuk mampir ke sana, namun baru ini dan dengan waktu yang amat mendesak kami pun sampai. Alhamdulillah, memang ya the power of kepepet itu nikmat tiada banding wkwkw.

Rencana awal kami (baca: aku dan adik dari ibukku yang kusebut ncing) Selasa siang akan berangkat, tapi saya tidak dapat tiket kereta untuk Selasa haha, terpaksa mundur sehari. Jadi, kami berangkat Rabu siang menuju Stasiun terdekat, sebut saja Stasiun Poris namanya. Sehari sebelum kupesan tiket ada drama yang menggelikan, kala itu di tiket online tertera harga sekian, pas pembayaran ke salah satu minimarket uangku kurang tiga ribu rupiah, alhasil kukembali ke rumah untuk mengambil kekurangan. Untung saja mini marketnya ada di depan gangku, dekat.
Ketika kembali lagi dan melakukan pembayaran alhamdulillah ada bonus yang kudapatkan, yaitu satu kotak kopi instan, lumayan untuk tenggorokan yang haus bolakbalik hahaha, udah gitu ngajak anak kecil buat ikutan bayar, ya anak usia lima tahun, dia sepupuku. Sambil mengendarai sepeda motor mulutku basah dengan kopi itu.

Baik, keesokan harinya kuberangkat pukul sepuluh pagi ke stasiun. Diantarkan adik tersayang. Perjalanan kami dari stasiun awal sampai Stasiun Bogor memakan waktu kurang lebih dua jam. Iya, kami harus menepi dulu ke Bogor, setelah itu barulah kami menaiki kereta ke arah Sukabumi.
Sampai di Stasiun Bogor jam duabelas lebih satu menit, degdegan takut tertinggal kereta, kami menaiki jembatan penyebrangan orang dengan berlari kecil, karena stasiunnya ada di seberang jalan. Stasiun Paledang itu perantara kami untuk sampai ke Sukabumi. Sesampainya di stasiun kami langsung cetak tiket. Dirasa masih memungkinkan untuk beribadah, kami pun meniatkan untuk sholat dzuhur di mushola . Belum terlalu antre di kamar mandi, sebab kurang lebih duapuluh menit usai adzan, kami langsung bergegas ke mushola.

Duabelas lebih empatpuluhdelapan kami mengikat tali sepatu, membeli makan untuk di kereta, dan masuk ke antrean menuju gerbong yang sedang melaju ke arah kami. Aku dan ncingku berbeda tempat duduk, aku di empatbelas c dan ia di limabelas c (baca: kalau tidak salah kuingat).

Eh sebentar ya, tibatiba pas ngetik ini perutku lapar. Mau makan dan sedikit ngintip final sepak bola piala dunia dulu ya :D

Baik, lanjut lagi sebab perutku sudah terisi dengan nasi dan ayam goreng dilumuri saos~

Aku duduk di kursi berhadaphadapanan, alhamdulillah duduk dengan ibuibu yang sudah berumah tangga dan memiliki anak. Di sebelahku ibu muda yang memiliki anak satu. Di hadapanku ibu dengan satu anak dan nenek yang sudah hampir enam puluh tahun kelihatannya. Nenak dan ibu itu juga beda kursi dengan keluarganya. Kami sedikit berkisah tentang anak kecil yang sedang aktif di usianya dan tentang Sukabumi. Ah, rasanya nikmat sekali ya buk jadi perempuan itu (baca: dalam gumamku).

Di dalam gerbong kereta tidak banyak yang kulakukan, sesekali memejamkan mata dan melihat pemandangan di luar sana yang berbukitbukit. Kurang menarik perhatian pemandangannya, sebab banyak rumah dan pasar yang dilewati.

Tibanya di Stasiun Sukabumi kami keluar pintu gerbang dan menanyakan ke salah satu petugas di mana mushola terdekat, waktu menunjukkan adzan ashar sudah lama  berkumandang. Karena kami tidak terikat dengan apapun dan kami dijemput oleh saudara, jadi kami putuskan berlamalama di dalam mushola. Eng ing enggg, pas keluar mushola itu stasiun sepi bangeeeeet cuma ada kita berdua, tadinya ramai tapi karena penumpang satu persatu sudah meninggalkan stasiun begitulah keadaannya. Serasa stasiun milik pribadi hahaha.

Selang beberapa lama kami menghubungi saudara bahwa kami sudah keluar dari mushola dan bergegas menuju halaman stasiun, alhamdulillah saudara sudah di depan gerbang. Disambut dengan senyuman manis dan tawa yang menyalutkan kami telah sampai di kotanya kini. Tidak jauh, jarak rumahnya dengan stasiun berkisar limabelas menit.

Saudara kami menggunakan ojek online, jadi ia membawa kendaraan dan juga memesan ojol sebab kalau bertiga berkendara terlalu menggemaskan hahaha. Aku mengemudikan laju kendaraannya, sedangkan ia menaiki ojol yang dipesannya. Terlena dengan pemandangan dan jalan yang menurun, aku dan ncingku beda jalur dan akhirnya memutar balik hahah. Ketika hampir sampai di rumahnya, kami disuguhkan dengan pemandangan sawah yang menghampar di sekitar rumah penduduk, segaaaar. Bibirku merekah menyaksikan itu semua, ditambah jalan hanya cukup untuk kendaraan sepeda motor saja.

Dan akhirnya tibalah kami di rumah mungil dengan aliran air yang mengalir deras di depan rumahnya, yeaaaaaaay~

Selasa, 10 Juli 2018

Rindu, Gusti!


Juni bertabur kisah. Penuh doa dan harap yang selalu mengepul di udara. MasyaAlloh, indah sekali berpengharapan denganmu gusti. Aku  hampir lupa diri bahwa hari terus beranjak dan mengulang nama yang sama, namun tidak dengan kejadian yang serupa. Tetap saja dengan doa yang sama, bersamaMu.

Ramadan usai, setulustulusnya maaf kuutarakan pada manusia yang pernah kujumpai. Terlalu banyak kemunafikan, pencitraan, juga kamuflase yang kulakukan agar buruk diriku tidak tampak, duuuh gusti terima kasih kau telah menutup aibku. Mungkin sebagian besar manusia sudah tahu bagaimana dan seperti apa diriku, itu hanya bagian kecil.

Kini terasa mendayu apapa yang kurasa, tidak pernah yakin akan apa yang diharap, selalu berhenti sebelum waktunya, hingga penyesalan berujung. Aku rindu denganMu, ramadanMu, mengajiMu, sahurMu, berbukaMu, tarawihMu, witirMu,  juga doadoa yang kuutarakankan di sepertiga malamMu.

Duuuh gusti, aku rindu.

Kamis, 05 Juli 2018

Tanggal Keempat


Keputusan sudah dibuat, tinggal menunggu tanggal enambelas. Bismillahirrohmanirrohim.
Ya Alloh kuatkan hamba dengan segala daya dan upayaMu, beri hamba hidayah yang tidak pernah lelah untuk terus mencapainya. Alloh kupasrahkan segala kebaikan yang terus menghampiriku, kumohon semoga ini adalah keputusan terbaik yang kuambil menuju masa depan cemerlang, demi ibuk bapakku. Aamiin


Minggu, 01 Juli 2018

Lagi Menghilang


Pergi lagi? Kenapa tidak singgah, baru kemarin rasanya bersama eh kini sudah tidak terlihat. Kenapa? Menjauh? Resah? Maaf untuk kepurapuraan tidak peduli, padahal amat menunggu. Maaf sikap terlalu biasa, padahal mengharapkan selalu di dekat. Perempuan seperti itu, sebagian (baca: aku salah satunya).

Selamat menyambut Juli dengan doadoa yang selalu berputar dalam tasbihku, menggenap (baca: berharap).

Awalan Juli


Juni bertabur kisah. Kini Juli satu. Penuh doa dan harap yang selalu mengepul di udara. MasyaAlloh, indah sekali berpengharapan denganmu gusti. Aku  hampir lupa diri bahwa hari terus beranjak dan mengulang nama yang sama, namun tidak dengan kejadian yang serupa. Tetap saja dengan doa yang sama, bersamaMu.

Ramadan usai, setulustulusnya maaf kuutarakan pada manusia yang pernah kujumpai. Terlalu banyak kemunafikan, pencitraan, juga kamuflase yang kulakukan agar buruk diriku tidak tampak, duuuh gusti terima kasih kau telah menutup aibku. Mungkin sebagian besar manusia sudah tahu bagaimana dan seperti apa diriku, itu hanya bagian kecil.

Kini terasa mendayu apapa yang kurasa, tidak pernah yakin akan apa yang diharap, selalu berhenti sebelum waktunya, hingga penyesalan berujung. Aku rindu denganMu, ramadanMu, mengajiMu, sahurMu, berbukaMu, tarawihMu, witirMu,  juga doadoa yang kuutarakankan di sepertiga malamMu.

Duuuh gusti, aku rindu.

Senin, 25 Juni 2018

#RamadanBercerita17sampai30

Teruntuk pembaca setia, maaf diriku tidak dapat mengusaikan tiap cerita yang membahagiakan kemarin. Semoga kau bahagia.

Jumat, 01 Juni 2018

#RamadanBercerita5sampai16

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...

Banyak hal yang tidak bisa diceritakan. Intinya dalam seminggu belakangan banyak buka bersama dengan kawan lama termasuk kelas RPLone, OSIS, dan saudarasaudara.

Ehiya hari kelima puasa sempat deh ditubruk motor dari belakang, sampai luka di dengkul, untungnya gak luka di hati ya, eh heheh. Tapi tetap perih banget, lama pula ilangnya -_-

Ikut Gema Ramadan di Serpong, bersama 200 anak yatim, piatu, dan dhuafa. Alhamdulillah berbagi keberkahan di bulan penuh berkah.  Sempat bercerita asyik dengan salah satu anak kecil di situ, dia baru kelas tiga SD tapi harus kehilangan orang tuanya dan sekarang dia tinggal dengan adik dari ayahnya, innalillahi sedih pokoknya mah kalau diceritain.

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...

Minggu, 20 Mei 2018

#RamadanBercerita4


Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...

Maaf belum ada cerita baru, maunya istirahat dan bobok manis.

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...

#RamadanBercerita3

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...

Kita harus ingat, menghargai dan bersyukur akan membuat hidup lebih baik. Bersyukur akan membuat nikmat jadi bertambah (QS. Ibrahim [14]:7)

Kadang sulit untuk berkata “tidak apapa”, “aku baikbaik saja”, nyatanya hati suka kecewa, amarah, gusar, bahkan emosi yang tak dapat diluapkan dengan bicara, mungkin tulisan akan sedikit mengurai rasa kecewa. Sedikit, tidak lebih.

Bersyukurlah kau mengalami hal yang tidak ingin atau tidak sama sekali pernah terbayangkan sebelumnya, semoga ini menjadi pembelajaran bagiku. Kelak jangan terlalu berharap pada manusia, akan kecewa. Biarlah ketidaktahuan ini menjadikan kita lebih erat dengan doa. Bersyukur dijauhkan dari rasa tidak percaya diri (baca: cemburu), sebab sebaikbaiknya cemburu adalah cemburunya seseorang pada orang lain sebab tingkat keimananNya. Cemburu karena Alloh.

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...

#RamadanBercerita2

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...

Sebelum ramadan ada tangis, haru, kekecewaan, dan biadabnya tingkah atas terjadinya bom bunuh diri di Surabaya #PrayForSurabaya

Satu keluarga menghabiskan nyawanya dengan cara meledakan bom pada dirinya, banyak yang mengutuk kejadian tersebut, ada juga yang menghubungkannya dengan masalah politik, terlebih dengan perihal keyakinan.

Bukankah perbedaan itu adalah rahmat? Kini, jangan lagi memandang agama lain sebelah mata, kita bersaudara saatnya mengeratkan tangan dan saling memperbaiki sajadah masingmasing. Semoga apa yang kita yakini menjadi ideologi terbaik bagi diri sendiri juga banyak orang, meskipun kutahu agama yang diridhoi itu adalah Islam. Allohuakbar.

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...

#RamadanBercerita1

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...

Marhaban ya ramadan, selamat menyambut bulan yang penuh dengan keberkahan dan berlipatgandanya pahala kebaikan. Bulan yang di dalamnya terdapat kebaikan seribu bulan, lailatul qadar. Semoga kita menjadi salah satu hamba yang mendapatkan kesempatan untuk lebih dekat denganNya.

Dengan lebih dekat padaNya, seraya memohon ampun atas salah dan khilaf yang diperbuat. Semoga setelah ramadan menjadikan kita lebih istiqomah dalam ibadah, aamiin.

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...

Sabtu, 24 Maret 2018

Masa Tenggang


Air dari langit mengiringiku dalam unggahan kali ini, hujan sedari sore mengguyur rumahku, mungkin juga rumahmu. Tidak deras, tapi cukup lama. Sama seperti rinduku, ah sudah.

Banyak sarjana mencari kerja, mereka ingin hidup lebih baik, membahagiakan keluarganya, membiayai sekolah adiknya, bisa beli yang diinginkan ibu dan bapaknya, juga bisa beli apa yang ia mau. Perkara beli itu mudah, ada uang semua bisa dibeli, tapi tidak dengan kebahagiaan. Hanya saja apa sarjana itu sudah dapat kerja?

Sarjana pendidikan tapi maunya kerja kantoran, yang bukan sarjana pendidikan eh adanya di sekolah jadi yang digugu dan ditiru, tak apa asal halal dan bahagia. Syukuri tiap proses yang ada, menganggurpun harus kau syukuri. Tandanya kau harus istirahat meresapi apapa yang sudah kau lakukan kemarin, mungkin  banyak mengeluh, makanya kau diistirahatkan. Astagfirullohal’adzhim...

Kadang kita menganggap ujian ini begitu berat, tak punya kerjaan yang bisa menghasilkan tiap bulannya. Cuma tidur, nonton televisi, makan, ngemil, lantas tidur lagi. Begitu mengulang setiap harinya -_- Hei kamu harus tahu, dunia tak sesempit itu, masih banyak rezeki yang kamu bisa dapatkan, usaha apa saja asalkan halal. Bukankan berdagang itu sunnah? Coba saja.

Percaya dengan rezeki Alloh, bahwa apapun yang kau usahakan insyaAlloh akan ada hasilnya. Jangan sedih, mungkin Alloh sedang mengujimu ke tempat yang lebih baik. Iya aku paham, menganggur itu tidaklah enak, banyak yang dipikirkan, tapi kalau kamu tidur pasti deh tidak kepikiran. Monggo dicoba hehe

Ehem... sedikit serius dari pembahasan yang di atas

Sudah beberapa hari yang lalu aku mengundurkan diri dari tempat kerjaku, berharap ada tempat baru yang lebih membuatku nyaman. Bagiku kenyamanan itu nomor satu, tapi tetap Alloh di hati, bukan kamu looh ya di hatiku sebab kamu selalu mengecewakan janji sih, ehhh.

Ya, aku mundur dan kini mengganggur, untuk mengisi waktu luangku kuisi dengan berjualan di dunia maya, alhamdulillah hasilnya cukup untuk jajan seharihari, ya kalau gak ada uang engga keluar rumah, selama ini sih betah banget di rumah wkwkw. Alhamdulillah rezeki Alloh tidak terbatas. Kuakui bertambah malas untuk keluar jika tidak ada keperluan yang benerbenar penting, lebih nyaman ada di rumah. Bukannya seorang perempuan itu baik jika di rumah? Hmmm.

Banyakbanyakin berpikiran positif ke Alloh, banyakin doa, entah doa yang mana akan Alloh kabulkan untuk dapat kerjaan baru. Berharap menjadi yang digugu dan ditiru. Kalau dulu aku selalu bilang belum siap, kini aku siap. Tetap istiqomah dalam doa yang tidak pernah putus, menangis saja ke Allohku, sebab teramat baik ijabahNya dalam pengharapan, ia takkan mengecewakan, meskipun hanya dalam hati kau utarakan, tetap saja ia MahaMendengar. Bismillah semoga rezekinya selalu Alloh mudahkan.  Aamiin.

Sabtu, 10 Maret 2018

Jangan Putus, Doa.


Seperti halnya hujan yang membasahi bumi, angin yang berhembus menyelinap ke relung dada, dan seperi halnya rasa yang kusembunyikan dalam doa di sepertiga malam. Terlebih pasang surut keimanan yang kita miliki.

Mungkin kita pernah merasa begitu semangat dalam hal ibadah, mengejar akhirat, dan terus mengeluheluhkan Alloh dalam lisan dan hati, tiada henti untuk terus memohon ampun dan ingin diberi hidayah untuk tingkah yang lebih baik. Seperti hal itu juga, kita pasti pernah merasa amat jauh dari ibadah, mementingkan dunia (baca: gaya hidup, makanan, dan memikirkan perihal jodoh), jauh dari Alloh, bahkan ketika mendengar panggilan Alloh pun enggan kita segerakan (baca: adzan). Pasang surut keimanan pasti pernah kita rasa, aku? aku pun masih sama saja seperti manusia pada umumnya, aku kadang malas.

Jangan lelah untuk terus berdoa agar diberi hidayah, mungkin doamu akan cepat dikabul, tapi jangan lelah jika doamu belum juga ada jawabnya, Alloh punya rencana indah untuk dirimu. Wahai Alloh yang maha membolak-balikan hati manusia, indah sekali berpikiran positif tentang semuanya, sama  halnya ketika menguraikan air mata di sepertiga malammu.

Katanya berdoalah apapun yang kau inginkan, mintalah sebesarbesarnya ke Alloh. Singkat cerita, beberapa pekan lalu tiap sepertiga malam, aku selalu memohon apa yang ingin kuutarakan pada pemilik hati, yang maha mengabulkan. Aku ingin manusia yang kuinginkan menjadi jodoh dunia akhiratku, amat kumohon. Sampai pada akhirnya manusia yang kuinginkan berubah seratus delapan puluh derajat padaku (baca: firasatku), tingkahnya tak seakrab dulu, sapanya tak semanis yang kukenal, dan candanya tidak menggelitik seperti biasanya. Mungkin ini kekhawatiranku, yaa namanya juga perempuan.

Mengharapkan manusia boleh saja, tapi jangan berlebihan, kadang aku merasa tak bisa jauh darinya, sekalipun dalam percakapan pribadi. Maafkan perempuan yang satu ini hehehe.

kini aku sadar, bahwa aku tidak bisa memaksakan kehendak, cukup Alloh yang tahu bagaimana aku sangat mengharapkan manusia itu, meskipun aku tahu Allohku amat cemburu jika ia diduakan dengan manusia ciptaanNya. Alloh ketika kuketik ini air mataku berjatuhan (baca: mungkin aku rindu, ah tidak, rindu itu berat, biar kudoa saja di sepertiga).

Selasa, 06 Februari 2018

Sudah Siapkah? Duuuh

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh...

Sudah Februari awal, Alloh terima kasih untuk waktu yang sudah kau berikan, terima kasih untuk segala yang berlimpah. Alloh boleh aku mengadu? Rasanya sesak untuk menghadapi semua, aku takut kehilangan mereka, amat takut (baca: seketika air mata jatuh).

Ntah apa yang membuatku tidak begitu tertarik lagi dengan dunia luar, tidak seperti dulu dengan amat bergegas aku usaikan. Kini, aku harus lebih banyak berpikir jika mau melakukan apapun dan dengan siapapun. Duniaku mulai tak menarik, berangsung mundur.

Sampai pada awal tahun, ingin sekali kubaca buku itu, buku yang sudah lama kubeli namun belum kubuka. Beberapa hari membacanya membuatku berfikir dengan haru, bagaimana akhirnya nanti hidupku, aku takut amat takut. Innalillahi wainnaillaihi roji'un.

Setiap yang bernyawa pasti akan meninggal, hidup itu sementara, perbanyak berbuat kebaikan, sebab kebaikanlah yang kelak kan menolong kita di alam barzah. Yaa, buku yang kubaca perihal kematian. Bagaimana tandatanda kematian, perihal alam kubur, azab kubur, dan ternyata bukan hanya pengantin saja yang punya malam pertama, kematian pun punya malam pertama di alam kubur. Bersiapsiaplah menyapanya, kujuga.

Usai magrib sebelum tidur kurebahkan badanku ke kasur sembari melanjutkan untuk mengusaikan, tanpa kusadari air mata mulai berjatuhan, merasa lebih takut dan akhirnya aku pulas tertidur.

Hati tidak tenang, merasa ada yang mengikuti dan ada di sebelahku. Ternyata oh ternyata itu ibuku yang masuk ke kamarku untuk mencari adakah nyamuk di badanku ketika tidur. Tapi karena aku terlalu takut pada apa yang kubaca, kutengokkan badanku ke hadapan ibuku sembari berteriak kencang dan sambil menangis memeluknya. Kudekap ibuku, kumenangis di perut ibuku. Kala itu ibuku berdiri dan aku setengah bangun dan duduk di atas kasur.

Ibuku kaget dan tertawa karena melihat buku yang kubaca. Seketika aku pun tertawa sambil menangis geli wkkkk. Aku lebih kaget karena kukira itu malaikat yang kan menyabut nyawaku, ah ternyata bukan. Aku nangis dan tidak tidur lagi sampai tengah malam. Malam itu menunjukkan pukul delapan lewat tiga tujuh kuingat sekali.

Senin, 15 Januari 2018

pen-Dewa-saan



Pol, harihari terus berjalan. Apa yang sudah kau persiapkan? Jaga baikbaik dirimu, persiapkan semuanya., sebab apa yang sudah kau siapkan kelak akan terpakai di masa depan. Termasuk hati yang sudah kau rapihkan setulustulusnya. Tak apa tak dapat yang kau mau, setidaknya kau pernah jatuh hati untuk beberapa kali. Esok, kau harus pastikan hati itu. Yakini ialah jodoh dunia akhiratmu. Bismillah.


Untuk ketikan yang pernah terunggah, untuk rasa yang tak sampai, dan untukmu yang terus berjalan maju, jangan hiraukan hati yang kerdil ini. kutahu ini adalah asam manisnya rasa, setidaknya aku lebih berani daripada harus diam seribu bahasa.


Sudah dewasa, saatnya memikirkan masa depan. Kemarin bukan tidak memikirkan hanya saja berjalan lebih santai. Sudah mau duatiga, waktunya mencari yang terbaik untuk dunia akhirat. Maaf jika posting-an sebelumnya memberatkan manusia lain. Hanya ingin mengungkapkan. Cukup.

Cukup Diam, ya!



Laa illahaillalloh muhammadurrosululloh...
Alhamdulillah tahun berganti, harapan baru dan  doadoa penuh dengan kerendahan kupanjatkan. Allohuakbar Alloh maha pengabul segala doa, selamat dua ribu delapan belas.

Kuakhiri dua tujuh belas dengan mengadakan yassinan dan doa bersama di masjid sekitar rumahku, seraya memohon ampun atas apa yang sudah diperbuat, kelak dua delapan belas semua yang diharapkan diijabah seridhoridhoNya.

Januari satu, aku buka dengan postingan materi di blog, ini adalah pengakuanku yang lama terpandam. Bagi manusia yang sudah kenal baik denganku pasti akan paham dan sudah mengerti, kenapa aku sulit sekali berbagi kisah perihal cinta, yaaa hanya orang tertentu yang bisa menebak diriku dan bilang seperti itu, “Pola sulit berbagi kisah, tidak terbuka kalau masalah begini”

Sebelumnya kuucapkan selamat bertambah tua untuk tiga puluh satu Desember kemarin, untukmu. Semoga sejahtera dunia dan akhiratmu, aamiin.

Aku bukan orang yang mudah mengungkapkan isi hati pada siapapun, sekalipun aku terlihat ceria dan berteman dengan siapa saja. Perihal hati kututup rapatrapat. Kenapa? Aku memang amat tertutup, terlebih aku pernah jatuh. Jatuh dan merasakan patah hati, kini bertambah pincang apapa yang dulu kurasa, bertambah mati. Rasa.

Tapi hidup terus berjalan, jangan biarkan kalut dalam sedih dan mulailah bangun, belajar dari pengalaman kelam. Terima kasih.

Kini dua ribu delapan belas, beberapa tahun yang lalu aku mulai mengenalmu, dua ribu lima belas. Berawal dari pemakaman itu, kau menambahkanku dalam kontak be be em, aku tidak tahu siapa dirimu, sebab aku tidak terlalu kenal, hanya yang kutahu kau adalah teman dari temanku. Biasa saja. Semua berjalan dengan rencana Alloh, aku berkomunikasi denganmu begitu dekat (kurasa), hingga akhirnya aku tahu apapa yang menjadi kebiasaanmu dan kegemaranmu. Ada yang sama kita sukai. Setidaknya aku (pernah merasa) dekat denganmu (dalam chat pribadi).

Semua berjalan apa adanya, hingga obrolan itu membuatku nyaman dan aku merasa bahwa kau berbeda, aku mulai tertarik denganmu. Segala yang kau utarakan di dunia sosialmu aku selalu ingin tahu, kau pun sering mengirimkan foto atau video kegiatanmu (mungkin itu juga yang kau lakukan pada semua perempuan) tapi aku merasa dekat denganmu, dengan halhal seperti itu.

Aku sulit untuk suka dengan orang lain, sampai akhirnya aku suka dengamu. (mudah bagi Alloh membolakbalikkan satu hati manusia).

Segala tentangmu aku selalu menunggu, kisah apa lagi yang akan kita ukir bersama, setelah beberapa kali kita pernah sepedahan bersama, sampai aku tidak pernah lupa untuk hal itu. Sebab kamu istimewa bagiku (tapi mungkin aku tidak untukmu).

Pertengahan dua ribu tujuh belas, kita berbagi kisah untuk memotret bulan, sampai pada akhirnya aku memotret bulan penuh dan satu foto lagi bulan sebagian, kuposting ke salah satu dunia sosialku. Aku suka dengan malam itu, membuatku penasaran. Ketika pagi kau pun melakukan hal yang sama, mengunggah foto yang serupa dengan punyaku, kepsien yang hampir serupa, tapi sayang selang beberapa menit kau menghapusnya. Tapi kau sempat tinggalkan komentar di unggahanku, entah itu kebetulan atau karena kita suka hal yang sama, kurasa itu unik. Tapi tidak dengan rasamu ke aku (sepertinya).

Terserah apa yang akan kamu lakukan setelah membaca posting-anku kali ini, kamu akan memberi kabar padaku atau kamu pergi perlahan dariku (kuharap kamu tidak sejijik itu denganku), sebab namamu adalah salah satu doa yang kuutarakan pada pemilik hati di sepertiga malamku.

Begitu mudah untukku meredam rasa, tapi sulit tiap kali ada hal yang selalu saja mengingatkanku padamu untuk tidak terbawa perasaan. Sudah, aku ingin tidur.

Selamat tahun baru dan selamat sudah berhasil meredam rasa, Pol.

Pergantian tahun 0.55