Ia menangis bukan
karena tangannya teriris pisau, terjatuh dari lantai 3 atau pun kehilangan hewan
kesayanganya, lantas ia menangis karna apa ? karna ia harus merasakan hilangnya
kehidupan yang semestinya ia rasakan ketika hidup dahulu.
Dulu
sebelum ia merasakan rintihan tak bersuara, ia adalah anak yang rajin, pintar
dan supel dalam pergaulan hingga banyak sekali yang menyukainya dalam
lingkungan, namun semua itu berubah ketika ada satu mimpi yang membuatnya
sangat tertegun, mimpi apa ? yaa mimpi sesosok berjubah hitam menghampirinya
dan menyuruhnya untuk menjadi sesosok hitam pula. Lantas mimpi itu membuatku
berubah menjadi 360 derajat dalam kehidupanku, aku lebih senang hura-hura,
menghabisakan waktu hanya untuk berkumpul dengan teman, menghabiskan sisa uang
saku, belajar pun sekarang aku menjadi pemalas, aku menikmati menjadi sesosok
hitam sekarang. Aku tak ingin menolak takdir yang telah diputuskan karna aku
sekarang adalah sesosok hitam yang entah sampai kapan akan menjadi putih,
bahkan aku tak ingin menjadi putih karna aku kotor dan bernoda.
Lama menjadi
sesosok hitam kini hidup ku sangat membosankan, aku berharap semua berhenti
namun aku tak bisa menghentikan takdir, aku marah ke Tuhan kenapa hanya aku
yang menjadi seperti dan mengapa bukan orang lain saja yang mengalaminya.
Kehidupan misteriusku mulai terlihat, bayang-bayang yang aku temui, entah apa
mau mereka dan apa yang mereka inginkan dalam diriku, mahluk itu, yaa makhluk
itu terus menghantuiku, menemaniku dan terus mengganggu ku. Sesosok hitam itu
ternyata menginginkan tubuhku yang lemah ini dan ia ingin membuat ku celaka, bayangan
itu ingin aku lepaskan dalam hidup ku namun ia tak juga menghilang, ia terus
ada disebelah ku bahkan tak pernah sedikit pun menjauh dalam jiwa ku. Bukan aku
yang memintanya untuk datang menemani diriku namun lagi-lagi takdir yang
mengutusnya untuk bersama ku. Ahhh !!! aku ingin keluar dalam lingkarang hitam
ini dan aku ingin hitam itu tak lagi dalam bayangku.
Sesosok hitam itu adalah Ayahku, yaa ayahku yang
telah lama meninggalkan dunia untuk selamanya. Ia menghantuiku seakan tak ingin
pergi dalam diriku, kenapa ia menghantuiku ? dulu aku adalah anak kesayanganya
menjadi kebanggaan karena prestasiku yang gemilang dan semua berubah ketika aku
memimpikan sosok jubah hitam yang menginginkan aku bersamanya. Lantas aku gelap
mata dan mengahabiskan nyawa ayahku sendiri, Tuhan maafkanlah aku. Aku bukan
psikopat dan aku juga bukan penjahat, aku begini karena takdirmu yang
mengutusku, yaa takdir.
Mata
ku tak kuasa untuk menahan kantuk yang teramat dalam setelah seharian
menghabiskan waktu untuk hura-hura dengan duniaku sendiri, aku membanting
badanku keatas kasur yang telah lama lusuh karena tidak dibereskan oleh
pemiliknya, lantas ku memutar alunan lagu jazz kesukaanku sebut saja “Ghibli
Jazz” mataku lembayu mendengar alunan yang menenangkan, yaa aku memang sangat
membutuhkan ketenangan dalam hidupku. Musik pun terus berganti dan tetep
membuatku merasakan kenyamanan yang sangat ku nikmati. Namun tiba-tiba jam
kamarku berbunyi sendiri entah siapa yang memutarnya, lalu lampu dikamar
menjadi redup dan tak karuan semua membuatku menghembuskan napas dengan
payahnya, aku berkata “ahh apa lagi yang kau inginkan dalam diriku, aku kini
sudah menjadi sosok hitam yang kau inginkan !!! inikan mau mu, semua sudah ku
turuti !! sial tak ada jawaban yang ku dapati.
Ku
putar kembali musik yang yang sempat tertunda hingga akhirnya aku tertidur
pulas, ia kembali datang hingga membuatku sangat takut bahkan terkejut, mimpi
itu datang kembali, yaa ia lagi-lagi menginginkan aku membangunkan sosok hitam
yang pertama dalam mimpiku terdahulu, sesosok wanita yang sangat ia cintainya
yang telah tewas mengenaskan dalam balutan luka yang sangat mengerikan,
menjijikan bahkan sangat tidak wajar, tak berbusana dan ditemukan bercak dan
goresan luka disekujur tubuhnya. Yaa wanita itu adalah ibuku yang tewas entah
dengan siapa ia dibunuh. Padahal suasana rumah saat itu sedang kosong, namun
aku mencurigai ayahkulah yang membunuhnya, yaa ia seorang pembunuh, ayahku
seorang pembunuh !!!
“Mimpi
itu lagi ah sial” ucapku sambil meneguk segelas air putih sesaat setelah ku
terbangun dari mimpi. Dalam lamunan setelah bermimpi aku berkhayal, andaikan
ayahku bukanlah seorang pembunuh ibuku dulu, mungkin kami akan hidup rukun
seperti keluarga yang lain dan aku tidak akan diganggu oleh mimpi yang sangat
bodoh ini. Merasakan terganggunya hidup dan tidak pernah merasakan tenangnya
hidup dalam duabelas tahun terakhir. Hantu ayahku bergentayangan dalam benakku
dan hantu ibuku seperti menangis namun tidak kencang hanyak sesekali ku dengar
isak tangisnya. Aku kasihan terhadap mereka namun lagi-lagi takdir yang sudah
menggariskan seperti itu, aku tak ingin menyalahi takdir yang sudah tertuang
dalam lauhful mahfuz Tuhan. Dalam duabelas tahun terakhir pun aku harus hidup
dengan keadaaan runah yang seperti hutan belantara tak terurus bahkan orang
melihatnya saja seperti enggan untuk menengoknya apalagi untuk memasukinya,
mereka pasti akan menjerit dan pingsan seketika ketika melihat semua keadaan
rumahku, namun aku merasa nyaman dengan keadaan seperti itu, karena dengan
itulah aku bisa berjumpa dengan sosok-sosok hitam dalam hidupku yang tak lain
tak bukan adalah orangtuaku sendiri.
Waktu
terus berputar dan siang berganti malam, hingga akhirnya aku merasa gerah akan
semua yang ku alami dan ingin ku membereskan semuanya namun aku sendiri tak berdaya,
rasa sedihku menyelimuti ketika malam itu, sayupnya suara musik membuatku semakin keras untuk
menjerit dalam suasana yang sangat gelap. Ada banyak lembaran kertas lusuh yang
sudah ku coret dan ku buang sembarangan didalam kamar yang tak terurus, kertas
yang menemani kesendirian ketika aku merindukan sosok-sosok yang ingin ku
hadirkan dalam hidupku, aku tak butuh seorang ibu, bahkan aku sangat tak
membutuhkan seorang ayah dalam kehidupanku karena ia hanya membuat luka dalam
hati dan membuat semuanya hancur, yang aku butuhkan adalah sosok Tuhan yang mau
menemaniku dalam setiap ketakutanku akan kedua orangtua yang terus
menghantuiku.
Terdengar suara tangis yang
terisak-isak dari lantai dasar rumahku, sambil ku turun kelantai dasar ku temui
lantai yang berserak penuh dengan air mata, yaa air mata darah sesekali
terlihat olehku, tentu saja itu ibuku yang menangis kedinginan ingin aku
bersamanya, ia ingin aku bermain bersamanya, mengepang rambutku menjadi dua
bagian seperti dulu, ia ingin membekaliku makanan sesaat sebelum aku berangkat
kesekolah. Ibu ku menangis… aku pun tak dapat membendung air mataku yang jatuh
satu-persatu dari wajahku. Kasih ibuku sangatlah tulus, ia mencintaiku lebih
dari ia mencintai ayahku yang sesosok liar dengan dunia kebebasannya dengan
seribu semerbak wangi parfum dengan wanita lain !!!
Bulan tampakkan sinarnya, kini aku
menjadi sosok yang sangat ditakuti oleh banyak kawanku, aku pun mulai menjauh
dari mereka, tak ada lagi yang mau kenal denganku karena keanehan dan sosok
yang menutup diri dalam diriku. Sudahlaah biarkan ini semua terjadi, toh ini
kan takdir Tuhan yang tak ingin aku rubah dalam hidupku. Biarkan semua berjalan
dengan sangat manis dan tak ku biarkan orang lain merubah kehidupanku. Gelapnya
langit membuatku berharap akan hadirnya
bintang yang menggantung disana, melukiskan segala kekhawatiranku akan
hilangnya sosok yang dulu pernah aku sayangi, namun kini semua telah pergi.
Jemari-jemariku yang lentik ingin ku ukir semua cerita yang ku alamai dalam
sepinya hati tanpa kesih sayang balutan cinta orangtua. Ahh aku menjatuhkan air
mata, apakah aku rapuh ? ataukah aku mulai menjadi sosok yang kemayu ? kurasa
tidak !
Pagi ini langit tampak tak
bersahabat, ia menyembunyikan sinarnya dan berganti dengan rintihan hujan yang
teramat deras. Begitu pula dengan suara tangisan yang tak ku dengar seharian
ini, ku cari namun tak juga ku dapati tangisan itu, kemana ia kemana ibuku yang
kemarin, apakah ia mulai lelah bersamaku ataukah Tuhan telah mentakdirkan untuk
ia tak lagi mengganggu ku ? kemana ibuku kemana ?! lantas ku menangis dalam
amarah yang menggebu-gebu, aku tersungkur terjatuh dan akhirnya ku baraingkan
diri keatas kasur yang menjadi satu-satunya tumpuan hidupku selama ini. Tuhan
aku mulai lelah dan kini tangisan itu mulai menghilang dalam hari-hari ku,
apakah engkau tak lagi sayang denganku, apakah engkau tak lagi mengirimkan
sosok itu padaku Tuhan ? ahhh ada banyak pertanyaan mengapa dan kenapa dalam
benakku terhadapmu Tuhan.